Menyusun Strategi Tepat untuk Menetapkan Harga Material Bangunan

Harga material bangunan merupakan hal yang sering ditanyakan konsumen. Apalagi di tengah menjamurnya toko bahan bangunan saat ini. Setelah mengetahui nominalnya, pelanggan mulai menimbang kualitas. Maka dari itu, pemilik toko perlu menentukan strategi yang tepat untuk penetapan nilai barang.

Pentingnya Menetapkan Harga Material Bangunan

Proyek konstruksi tumbuh dengan cepat. Ini menyebabkan kebutuhan material semakin meningkat. Sedangkan, persaingan toko bahan bangunan juga semakin ketat. Penetapan harga bahan menjadi prioritas dalam menjual produk. Berikut ini alasan pentingnya menetapkan harga bagi pengusaha material.

Memaksimalkan Laba

Semua pengusaha pasti menyisihkan laba untuk modal balik. Sehingga toko material mampu bertahan dengan operasional yang baik. Akan tetapi, cara ini terbilang standar. Sudah bukan rahasia lagi bagi pengusaha melakukan hal ini.

Penetapan harga yang tepat, ternyata sangat membantu memaksimalkan laba. Dengan begitu, pengusaha berkesempatan mengembangkan usaha. Tapi bukan berarti, pemilik toko bisa menentukan nominal setinggi mungkin.

Memperoleh Keuntungan Investasi

Penentuan harga material bangunan mempengaruhi keberlangsungan bisnis. Usaha akan berkembang jika menghasilkan laba maksimal. Sehingga memungkinkan berinvestasi pada hal yang lebih besar.

Dengan menetapkan nominal yang terukur, semakin memudahkan mencapai keuntungan investasi. Ini tidak hanya penting untuk balik modal usaha. Tapi, bisa memanfaatkan presentase laba untuk membuka cabang baru.

Menghadapi Persaingan

Kebutuhan material untuk proyek konstruksi meningkat tiap tahun. Ini menjadi alasan menjamurnya toko bahan bangunan. Jelas, persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, pemilik harus menetapkan langkah tepat untuk menghadapi persaingan.

Untuk menetapkan nilai yang sesuai dilakukan dengan melihat sikap pelanggan. Pemilik usaha juga perlu memeriksa nilai atau keunggulan material yang dijual. Sah-sah saja menentukan nominal tinggi. Dengan syarat, barang memiliki nilai lebih dibandingkan pesaing.

Membentuk Citra Usaha

Pembentukan citra usaha yang baik berasal dari berbagai faktor. Salah satunya dari nominal harga material. Nilai produk ini menentukan kebenaran citra usaha dan kualitas yang ditawarkan. Sebab, pembeli terbiasa bertanya atau melihat harga terlebih dahulu.

Ketika datang ke toko bangunan, pelanggan akan menilai barang dari penawaran nominalnya. Mereka akan ragu dengan kualitas, jika pemilik usaha menetapkan nominal yang terlalu murah dan terlalu mahal. Penilaian pelanggan ini menentukan citra usaha di kalangan masyarakat.

Metode Menetapkan Harga Material Bangunan

Metode Menetapkan Harga Material Bangunan

Dalam menentukan harga material bangunan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Naik dan turunnya bahan proyek konstruksi memang terbilang wajar. Perubahan harga dari pabrik atau distributor bisa terjadi tiba-tiba. Untuk itu, perlu menerapkan strategi yang sesuai. Agar nilai jual tetap stabil dan mampu bersaing secara sehat.

Metode Cost-plus Pricing

Melalui metode ini, pemilik usaha menentukan harga dari perhitungan total biaya pembelian barang per unit. Kemudian, menambahkan sejumlah nominal tertentu untuk menutup harga pembelian. Tambahan biaya tersebut merupakan laba dari penjualan. Sehingga jumlahnya tidak sama antar toko bangunan satu dengan yang lain. Nominal tambahan tersebut disebut dengan margin.

Metode Competition-based Pricing

Seperti namanya, competition based pricing mengacu pada nominal rupiah di toko pesaing. Harga toko lain menjadi penentu pengusaha menetapkan nilai produknya. Sehingga bisa memberikan nominal yang lebih murah, sama atau atau lebih mahal.

Akan tetapi, perlu kebijaksanaan dalam melaksanakan strategi ini. Karena pengusaha harus benar-benar tahu kualitas dan nilai material. Agar tidak salah menentukan harga. Jangan sampai, melabeli dengan nominal lebih murah dari pesaing dengan mutu barang bagus.

Metode Premium Pricing

Nominal rupiah menentukan kualitas. Hampir setiap orang mempercayai pendapat tersebut. Maka dari tu, muncul istilah premium pricing untuk menentukan nilai barang. Terlebih lagi, beberapa proyek konstruksi membutuhkan bahan-bahan berkualitas. Tren bangunan awet dan kuat memerlukan material kelas premium. Targetnya adalah orang yang bersedia membayar lebih untuk kualitas jempol.

Metode Dynamic Pricing

Penentuan nilai material menggunakan dynamic pricing terbilang paling fleksibel. Strategi ini disebut juga dengan penetapan nilai permintaan. Sehingga harga bahan konstruksi berubah seiring dengan kebutuhan dan permintaan pasar. Semakin besar permintaan, maka harga semakin naik.

Metode Value Pricing

Metode ini menentukan harga barang melalui sudut pandang konsumen. Cara ini menilai faktor penting yang menjadi nilai tambah di mata pelanggan. Termasuk menimbang biaya distribusi, promosi dan mutu bahan.

Metode Mark Up

Strategi ini umum digunakan oleh para pengusaha. Pemilik toko menetapkan kelebihan harga pada tiap material. Sehingga memperoleh kalkulasi laba yang diinginkan. Penetapan nominal barang ini berdasarkan perkiraan saja.

Pengusaha membeli barang dari pabrik atau distributor. Kemudian, menambahkan sejumlah nominal tambahan sendiri. Dari nominal tersebut, pengusaha memperoleh untung.

Metode Break Event Point

Metode ini jarang dilakukan karena sesuai namanya, pengusaha tidak mengambil keuntungan dari penjualan. Tapi, juga tidak mengalami kerugian dari penetapan harga barang ini. Strategi ini menghitung nilai jual sama dengan nilai modal beli barang tersebut. Namun dengan meningkatnya persaingan usaha, kita sering melihat banyaknya penjual yang melakukan hal ini. Walaupun tidak ada keuntungan dari produk yang dipasarkan dengan harga break even point, namun penjual memiliki kesempatan untuk melakukan cross selling maupun upselling kepada pembeli yang dapat membawakan keuntungan.

Kesimpulan

Pada dasarnya, harga material bangunan di pasaran bisa naik dan turun. Ini bergantung pada banyak faktor. Sebagai pemilik usaha, seharusnya mampu mengikuti pasar dan bersaing secara sehat. Dengan memperhatikan kualitas bahan yang terjual.