Pekerjaan proyek bangunan selalu menyediakan risiko bagi pekerjanya. Kecelakaan kerja setiap saat selalu menghantui para pekerja proyek di lapangan. Dari alasan inilah setiap ada proyek konstruksi selalu membutuhkan keamanan konstruksi bangunan. Sebuah sistem yang memberi jaminan keamanan kepada para proyek.
Sistem keamanan konstruksi bangunan biasanya tim tangani secara sendiri. Menyediakan sistem dan berbagai perlengkapan untuk keselamatan dan kenyamanan para pekerja di lapangan. Memastikan semua pekerja aman dan nyaman dalam menjalankan tugasnya. Lalu apa itu sistem keamanan pada pekerjaan konstruksi? Artikel ini akan membahas selengkapnya untuk Anda.
Contents
Kenali Apa Pengertian Sistem Keamanan Konstruksi
Sistem keamanan konstruksi atau yang sering menyebutnya dengan K3 (keamanan dan kesehatan kerja) adalah sebuah sistem yang telah teratur dalam perundang-undangan tenaga kerja dan terintegrasi yang bertujuan untuk melindungi dan menjaga pekerja konstruksi dari bahaya kecelakaan kerja di lingkungan konstruksi.
K3 ini tidak hanya berlaku untuk pekerja proyek saja. Tapi siapapun yang berada di lingkungan proyek konstruksi. Termasuk juga staf, manager, supplier, atau individu lain yang kebetulan ada urusan pada proyek tersebut. Semua berhak mendapat perlindungan K3 sesuai dengan prosedur yang telah tetap.
Ruang Lingkup Kerja Sistem Keamanan Konstruksi
Sama seperti bagian dalam pekerjaan konstruksi lainnya. K3 juga memiliki ruang lingkup terkait pekerjaan. Apa saja? Ini informasi selengkapnya.
Proteksi Kebakaran
Ada beberapa pekerjaan konstruksi yang menggunakan bahan kimia atau mudah terbakar. Perlu sekali dengan yang namanya proteksi kebakaran untuk melindungi pekerjanya dari risiko bahaya kebakaran. Dengan menggunakan berbagai sistem proteksi kebakaran yang mampu melindungi konstruksi dari bahaya kebakaran di lokasi.
Pihak K3 harus menyediakan tanda bahwa ada material yang rawan terbakar saat terkena api atau panas tinggi. Tanda peringatan itu harus terpasang pada titik yang tepat agar orang-orang di sekitar mengetahui dan memahaminya. Selain itu, juga harus memiliki sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif.
Beberapa sistem kebakaran aktif yang digunakan seperti alarm kebakaran, sistem sprinkler, atau APAR. Sedangkan sistem kebakaran pasif bisa menggunakan bahan-bahan yang bisa memperlambat laju api ketika terjadi kebakaran. Semua sistem ini harus saling bersinergi untuk agar mampu memberi perlindungan bagi pekerjanya.
Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri atau yang sering disebut dengan APD adalah alat yang harus digunakan oleh setiap pekerja konstruksi. Seperti sepatu safety, masker, dan sarung tangan. Ketiga APD ini merupakan APD dasar untuk semua pekerja konstruksi. Selain ketiga APD dasar tersebut, masih ada APD tambahan sesuai bidang pekerjaan.
Seperti penggunaan helm safety untuk pekerja gedung bertingkat, rompi reflektif untuk pekerja yang berhubungan dengan listrik, serta pelindung tangan, telinga, dan kaca mata untuk pekerjaan listrik yang lebih berat. Ada juga penyangga punggung untuk pekerjaan mengangkat beban, serta sepatu anti selip jika bekerja di lokasi yang licin.
Perlindungan Pernafasan
Proyek konstruksi selalu penuh dengan debu. Entah debu dari material maupun debu dari lingkungan sekitar. Inilah alasan kenapa sistem keamanan konstruksi perlu menyediakan perlindungan pernafasan bagi pekerjanya. Karena meski tidak berdampak secara langsung, debu yang masuk ke dalam pernapasan akan memberi dampak jangka panjang.
Ada beberapa pekerjaan konstruksi yang membutuhkan perlindungan pernapasan. Seperti pekerjaan merobohkan bangunan. Pekerjaan memoles lantai beton. Pekerjaan pembuatan jalan. Atau pekerjaan lain yang rawan terkena debu. Masker yang digunakan tidak sembarang masker. Tapi masker kesehatan yang mampu menyaring debu hingga partikel terkecil.
Perlindungan Jatuh
Merupakan sebuah perlindungan pekerja yang harus ada untuk proyek konstruksi pembuatan bangunan bertingkat. Perlindungan ini bertujuan untuk mencegah bahaya jatuh bagi para pekerja konstruksi. Seperti saat mereka harus memasang atap, menyelesaikan pekerjaan di lantai dua, tiga, dan seterusnya.
Sebelum lanjut ke lantai dua dan seterusnya, pekerja harus menyelesaikan pekerjaan sebanyak mungkin di lantai dasar. Tujuannya agar fondasi dan dasar bangunan lebih kokoh untuk mencegah ambruknya bangunan bagian atas. Selain itu, pekerja yang harus mengerjakan pekerjaan di ketinggian juga harus mengikuti pelatihan perlindungan diri di ketinggian.
Tangga dan sabuk pengaman adalah alat perlindungan diri bagi pekerja bekerja di ketinggian. Sabuk ini akan mencegah pekerja dari risiko jatuh saat bekerja. Sedang tangga akan membantu memberikan kemudahan saat pekerja harus bekerja di area yang tinggi.
Perlindungan pada Area Kerja Ramai
Area kerja yang sempit dan ramai oleh pengunjung bisa menjadi kendala tersendiri. Apalagi kalau harus menggunakan alat-alat berat konstruksi. Perlu sterilisasi agar tidak ada orang yang tidak berkepentingan masuk ke area konstruksi. Dengan cara memasang pagar dan memberi peringatan agar selain petugas proyek dilarang masuk.
Demikian beberapa sistem keamanan konstruksi yang sering ada di pekerjaan proyek konstruksi. Selain 5 hal di atas, masih ada tambahan lain sesuai kebutuhan. Jadi pastikan pekerja konstruksi mendapatkan perlindungan sesuai jenis pekerjaannya.